Murid Kecil Yesus
Di pagi yang cerah, aku terbangun
karena mendengar suara yang sangat ribut dari luar kamar. Aku segera beranjak
dari tilamku untuk melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata, suara tersebut
berasal dari ayah dan ibuku yang terburu-buru untuk pergi.
“Ayo, bu cepat makan supaya kita
dapat segera pergi ke sana.” Kata Ayah.
Ibu yang melihatku keluar dari
pintu kamar langsung memintaku untuk mandi dan bersiap-siap mengenakan pakaian
yang sudah disiapkan oleh ibu.
“Cepat mandi, nak. Pakailah baju
ini kita akan bertemu dengan orang yang istimewa.”
Aku pun segera pergi ke kamar mandi
sambil berpikir, apakah hari ini ada perayaan spesial atau kaisar datang ke
tempat kami. Setelah selesai bersiap, aku memakan sepotong roti dan menimum
segelas susu yang ada di meja. Kemudian dengan segera, aku bergegas mengenakan
kasut dan pergi bersama ayah serta ibu.
Akhirmya, kami sampai di suatu
tempat yang sangat ramai. Ada banyak sekali orang dewasa dan anak-anak kecil
yang berkerumun. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Aku hanya dapat
mendengar beberapa pujian dari orang-orang yang ada.
“Wah, pengajarannya sungguh indah.”
“Dia sangat pandai menyampaikan
ajaran seperti ini. Aku sungguh terkagum mendengarnya.”
“Darimana ia berasal? Bukankah ia
adalah orang yang sering melakukan hal-hal hebat itu?”
Di tengah banyaknya pujian, aku juga
dapat mendengarkan beberapa ejekan dan cacian dari orang lainnya yang sepertinya
tidak menyukai orang yang ada di sana.
“Ah, dia hanya mengajarkan hal-hal
yang sesat kepada orang-orang ini.”
“Alangkah baiknya jika kita segera
menghentikan dia untuk mengajar orang-orang ini.”
Mendengar hal tersebut, aku semakin
penasaran dengan apa yang sedang terjadi disini. Tiba-tiba, di tengah rasa
penasaran tersebut, ayahku langsung menggendongku. Setelah digendong, aku dapat
melihat ternyata ada seorang pria yang duduk dan sedang mengajar orang-orang
disana. Saat kupandangi wajah pria tersebut, aku merasa tidak asing sepertinya
aku sering melihat dirinya.
Aku ingat! Itu adalah Yesus. Yesus
adalah seseorang yang sangat terkenal di tempat kami. Ia banyak melakukan
hal-hal yang luar biasa ajaib. Ia pernah menyembuhkan orang buta, mengusir
orang kerasukan bahkan membangkitkan orang mati. Aku pun juga senang sekali
mengikuti Yesus. Kemanapun Ia pergi, aku sering mengikuti-Nya. Meskipun, aku hanya
dapat melihat diri-Nya dari jauh. Menurutku, Yesus adalah orang yang sangat baik.
Ia suka menolong orang yang susah dan tidak menjauhi orang-orang yang dikucilkan.
Ia mau berteman dengan siapapun. Aku juga sering terkagum dengan perbuatan yang
Yesus lakukan.
Ketika sedang melihat Yesus,
tiba-tiba ayahku berjalan menerobos sambil menggendongku untuk maju ke barisan
depan. Sesampainya di barisan depan, ada beberapa orang yang datang menghampiri
kami. Mereka adalah murid-murid Yesus. Dan beberapa dari mereka langsung
memarahi kami dan orangtua lain yang sedang menggendong anaknya. Mereka meminta
kami untuk pergi karena kami dianggap mengganggu.
“Sudah sana pergi, bawa juga
anak-anak ini! Kalian hanya mengganggu!” kata salah satu murid Yesus.
Akan tetapi, aku tidak mempedulikan
murid-murid Yesus tersebut. Mataku terpanah melihat Yesus. Dari mata-Nya, aku
dapat melihat bahwa Ia sedang menunggu kami datang untuk waktu yang lama. Melihat
kami dimarahi oleh murid-muridNya, Yesus pun langsung memarahi mereka. Kemudian,
Yesus meminta mereka untuk membiarkan aku dan anak-anak lainnya datang mendekat
kepada Yesus.
Dengan segera, aku pun berlari ke
arah Yesus dan segera memeluk-Nya. Aku tak menyangka bahwa saat ini, aku bisa
memeluk Yesus. Biasanya, aku hanya dapat melihat Yesus dari jauh. Dan, sekarang
aku dapat melihatNya dari dekat. Saat kumemeluk Yesus aku merasakan sebuah
kasih yang sangat besar. Di dekat-Nya aku merasa sangat nyaman dan damai. Rasanya,
aku tak ingin pergi jauh dan berpisah dari Yesus.
Selesai memberkati kami, Yesus
melihat ke arahku dan tersenyum kepadaku. Saat itu aku mengetahui bahwa Yesus
sedang memberitahu bahwa Ia sangat mengasihiku dan menerima aku apa adanya.
Meskipun terkadang aku nakal, Yesus tetap mau menerima diriku ini. Melihat
kasih Yesus yang begitu besar, aku mau menjadi murid Yesus yang mengasihi
diriNya. Mungkin, aku masih kecil tetapi aku mau menjadi murid Yesus yang setia.
Aku akan menjadikan Yesus sebagai
teladan dalam hidupku. Saat aku besar nanti, aku sungguh ingin menjadi murid
Yesus yang mengikuti Yesus kemanapun Ia pergi. Serta, aku akan mengikuti
teladan yang Ia sudah berikan kepadaku. Sekarang, aku mau belajar untuk
mengasihi diriNya dan orang-orang di sekitarku karena Ia terlebih dahulu
mengasihi diriku.
Diadaptasi dari kisah :
Tuhan Yesus memberkati Anak
kecil – Lukas 18:15-17
No comments:
Post a Comment