Tuesday, April 13, 2021

MURID KECIL YESUS

 

Murid Kecil Yesus

Di pagi yang cerah, aku terbangun karena mendengar suara yang sangat ribut dari luar kamar. Aku segera beranjak dari tilamku untuk melihat apa yang sedang terjadi. Ternyata, suara tersebut berasal dari ayah dan ibuku yang terburu-buru untuk pergi.

“Ayo, bu cepat makan supaya kita dapat segera pergi ke sana.” Kata Ayah.

Ibu yang melihatku keluar dari pintu kamar langsung memintaku untuk mandi dan bersiap-siap mengenakan pakaian yang sudah disiapkan oleh ibu.

“Cepat mandi, nak. Pakailah baju ini kita akan bertemu dengan orang yang istimewa.”

Aku pun segera pergi ke kamar mandi sambil berpikir, apakah hari ini ada perayaan spesial atau kaisar datang ke tempat kami. Setelah selesai bersiap, aku memakan sepotong roti dan menimum segelas susu yang ada di meja. Kemudian dengan segera, aku bergegas mengenakan kasut dan pergi bersama ayah serta ibu.

Akhirmya, kami sampai di suatu tempat yang sangat ramai. Ada banyak sekali orang dewasa dan anak-anak kecil yang berkerumun. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi. Aku hanya dapat mendengar beberapa pujian dari orang-orang yang ada.

“Wah, pengajarannya sungguh indah.”

“Dia sangat pandai menyampaikan ajaran seperti ini. Aku sungguh terkagum mendengarnya.”

“Darimana ia berasal? Bukankah ia adalah orang yang sering melakukan hal-hal hebat itu?”

Di tengah banyaknya pujian, aku juga dapat mendengarkan beberapa ejekan dan cacian dari orang lainnya yang sepertinya tidak menyukai orang yang ada di sana.

“Ah, dia hanya mengajarkan hal-hal yang sesat kepada orang-orang ini.”

“Alangkah baiknya jika kita segera menghentikan dia untuk mengajar orang-orang ini.”

Mendengar hal tersebut, aku semakin penasaran dengan apa yang sedang terjadi disini. Tiba-tiba, di tengah rasa penasaran tersebut, ayahku langsung menggendongku. Setelah digendong, aku dapat melihat ternyata ada seorang pria yang duduk dan sedang mengajar orang-orang disana. Saat kupandangi wajah pria tersebut, aku merasa tidak asing sepertinya aku sering melihat dirinya.

Aku ingat! Itu adalah Yesus. Yesus adalah seseorang yang sangat terkenal di tempat kami. Ia banyak melakukan hal-hal yang luar biasa ajaib. Ia pernah menyembuhkan orang buta, mengusir orang kerasukan bahkan membangkitkan orang mati. Aku pun juga senang sekali mengikuti Yesus. Kemanapun Ia pergi, aku sering mengikuti-Nya. Meskipun, aku hanya dapat melihat diri-Nya dari jauh. Menurutku, Yesus adalah orang yang sangat baik. Ia suka menolong orang yang susah dan tidak menjauhi orang-orang yang dikucilkan. Ia mau berteman dengan siapapun. Aku juga sering terkagum dengan perbuatan yang Yesus lakukan.

Ketika sedang melihat Yesus, tiba-tiba ayahku berjalan menerobos sambil menggendongku untuk maju ke barisan depan. Sesampainya di barisan depan, ada beberapa orang yang datang menghampiri kami. Mereka adalah murid-murid Yesus. Dan beberapa dari mereka langsung memarahi kami dan orangtua lain yang sedang menggendong anaknya. Mereka meminta kami untuk pergi karena kami dianggap mengganggu.

“Sudah sana pergi, bawa juga anak-anak ini! Kalian hanya mengganggu!” kata salah satu murid Yesus.

Akan tetapi, aku tidak mempedulikan murid-murid Yesus tersebut. Mataku terpanah melihat Yesus. Dari mata-Nya, aku dapat melihat bahwa Ia sedang menunggu kami datang untuk waktu yang lama. Melihat kami dimarahi oleh murid-muridNya, Yesus pun langsung memarahi mereka. Kemudian, Yesus meminta mereka untuk membiarkan aku dan anak-anak lainnya datang mendekat kepada Yesus.

Dengan segera, aku pun berlari ke arah Yesus dan segera memeluk-Nya. Aku tak menyangka bahwa saat ini, aku bisa memeluk Yesus. Biasanya, aku hanya dapat melihat Yesus dari jauh. Dan, sekarang aku dapat melihatNya dari dekat. Saat kumemeluk Yesus aku merasakan sebuah kasih yang sangat besar. Di dekat-Nya aku merasa sangat nyaman dan damai. Rasanya, aku tak ingin pergi jauh dan berpisah dari Yesus.

Selesai memberkati kami, Yesus melihat ke arahku dan tersenyum kepadaku. Saat itu aku mengetahui bahwa Yesus sedang memberitahu bahwa Ia sangat mengasihiku dan menerima aku apa adanya. Meskipun terkadang aku nakal, Yesus tetap mau menerima diriku ini. Melihat kasih Yesus yang begitu besar, aku mau menjadi murid Yesus yang mengasihi diriNya. Mungkin, aku masih kecil tetapi aku mau menjadi murid Yesus yang setia.

Aku akan menjadikan Yesus sebagai teladan dalam hidupku. Saat aku besar nanti, aku sungguh ingin menjadi murid Yesus yang mengikuti Yesus kemanapun Ia pergi. Serta, aku akan mengikuti teladan yang Ia sudah berikan kepadaku. Sekarang, aku mau belajar untuk mengasihi diriNya dan orang-orang di sekitarku karena Ia terlebih dahulu mengasihi diriku.  

 

Diadaptasi dari kisah : 
Tuhan Yesus memberkati Anak kecil – Lukas 18:15-17

 

CONTOH RPP BAHASA INDONESIA DAN IPA

               Satuan Pendidikan    : SD Mata Pelajaran           : IPA dan Bahasa Indonesia Kelas , S emester           : VI SD , 1 ...